Rabu, 02 Juni 2010

Keajaiban Doa

Ia dikenal sebagai orang yang gigih bekerja. Ia kaya, bahkan sangat kaya.namun semua harta benda yang dia miliki, murni dari hasil jerih payahnya sendiri, bukan berasal dari harta warisan, pemberian orang, atau hasil curian, hasil rampokan, atau hasil melakukan tindak korupsi yang tidak terpuji. Selama ini ia sudah merasa amat bangga dengan hasil kerjanya. Kebanggaan itu bahkan juga dirasakan oleh anak istrinya. Betapa bangganya mereka memiliki seorang suami dan ayah yang begitu giat bekerja demi kebahagiankeluarga. Baginya, semua hartanya diraih dengan cara yang halal. Setidaknya, demikianlah menurut apa yang sudah dia pahami selama ini.

Baru-baru ini dia menghafal sebuah doa, yang maknanya sebagai berikut,

“Ya Alloh, cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal sehingga tidak membutuhkan lagi yang haram. Cukupkanlah aku dengan keutamaan-Mu sehingga tidak lagi membutuhkan selain-Mu” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi V : 560. Lihat juga Shahih At-Tirmidzi III : 180)

Doa yang ia hafal dari sebuah buku tuntunan berdoa berdasar hadits-hadits shahih itu amat dia sukai dan selalu saja dia baca. Harapannya, rezekinya akan semakin berlimpah, terbebas dari rezaki yang haram, merasa cukup dengan segala karunia yang diberikan oleh Alloh kepadanya.

Selang setahun setelah ia mengamalkan doa tersebut secara tekun, kehidupannya berubah. Dari sebelumnya dikenal sebagi jugan tembakau yang sukses, memiliki beberapa took sandang pangan dan berbagai unit usaha lain, plus sekuan rumah, tanah berhektar-hektar dan uang berlimpah. Dari kondisi seperti itu, menjadi seorang pria yang menempati sebuah rumah kotangan, separuh batu separuh gedek, berkeliling menjajakan perkakas rumah sederhana, plus sebidang tanah kecil di belakang tanah kecil dibelakang rumahnya!!. Eh, itu persis dengan keadaan dia dua puluh tahun yang lalu, sebelum meraih kesuksesan sebagi pedagang dan petani tembakau yang berhasil!!!.

Awalnya, ia begitu terkejut. “Inikah hasil doaku selama setahun ini? Apakah Alloh begitu zhalim terhadap hamba-Nya yang rajin memanjatkan doa kepadanya?” tanyanya dalam hati. “Astaghfirulloh! Kenapa aku berfikir seperti itu?” ujarnya sadar.

Yah, awalnya ia nyaris terjebak pada sikap menyalahkan Alloh yang Maha Pengasih. Namun, melalui berbagai pelajaran yang dia dapatkan dari pengajian-pengajian yang dia ikuti, akhirnya dia memperoleh sebuah realitas baru yang sama sekali belum pernah dia pikirkan sebelumnya! Akhirnya ia sadar, bahwa usaha yang dia lakukan, yang dia tekuni selama ini, yang dia anggap sebagai usaha yang halal, ternyata merupakan usaha yang setidaknya syubhat, nyaris haram, atau bahkan haram sama sekali!.

Ia mendapatkan keterangan, bahwa ulama berbagai madzhab banyak yang telah menjelaskan tentang haramnya rokok. Banyak dalil yang menunjukkan hokum tersebut. Sementara komoditi terbesar yang menggunakan tembakau sebagai bahan pokoknya adalah pabrik rokok. Dan memang, berbagai tanaman tembakaunya selalu saja diborong oleh sebuah pabrik rokok yang sudah menjadi langganannya. Yah, sementara ia bekerja sebagai petani sekaligus pedagang tembakau, alias pemasok bahan utama pembuat rokok!! Jadi, segala hasil usahanya itu ternyata dari cara yang bisa disebut “haram”. Sehingga, ketika Alloh mengembalikan kondisinya seperti saat ia belum sukses salam usahanya, jelas merupakan kebaikan baginya, dan itu nyata-nyata Alloh telah mengabulkan doanya selama ini. Subhanalloh!

Ia tercenung, jiwanya sungguh tergugah oleh kenyataan tersebut. Ia pun menundukkan tubuhnya, rukuk dan sujud di hadapan Alloh yang Maha Pengasih, lagi Maha Pemurah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar