ketika sebelum menikah kita mempunyai idealisme tinggi, bercita-citakan punya rumah, kendaraan, jabatan serta gelar yang memadai. manusiawi karena keinginan itu merupakan prestasi serta kebutuhan dalam hidup, idealisme tersebut banyak dianut oleh para remaja yang menginjak ke usia pernikahan.
keinginan tersebut tidak lah mustahil, walaupun start pernikahan semuanya tidak dimiliki, hanya ada satu kunci untuk meraih keinginan tersebut yakni yakin serta pola manajerial tahapan dalam berumah tangga. terkecuali yang dari keturunannya yang berada mewariskan hartanya yang melimpah
adapun tangga yang harus dilewati untuk meraih diantaraya.
1. ketika awal pernikahan kita harus di konsultasika terlebih dahulu kepada calon istri atau suami kita, bahwa fasilitas-fasilitas seperti rumah,gelar serta kendaraan dan sejenisnya harus dimiliki dan dipikirkan bersama.
2. masa pasca nikah harus didiskusikan ketarap realisasi, ini mencegah guna khilap atau ada kebutuhan di luar itu yang lebih besar, entah itu biaya pernikahan yang sempat minjam sana-minjam sini, atau di tengah keluarga kita yang sangat membutuhkan kita.
3. ketika tahapan kedua dianggap aman, tahapan selanjutnya tanamkan kembali keyakinan kepada istri atau suami, bahwa kita bisa memiliki fasilitas tersebut, walaupun penghasilan dikeduanya atau suaminya saja hanya cukup buat makan sehari-hari
4. pilih pemanfaatan yang lebih prosfek serta kebutuhan menyeluruh, seperti rumah, kenapa rumah yang dipilih, ini untuk kenyamanan suami istri dalam kehidupan sehari-hari, dan ini di canangkan setahun setelah pernikahan.
by. ali muhli (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar